Kamis, 19 Januari 2012

peri buku

Kuis 6 Buku Jika Beruntung

 

oleh Agnes Gucci pada 18 Januari 2012 pukul 1:09

        Menjadi seorang peri adalah suatu hal yang sangat menyenangkan, kami bisa terbang bahkan menghilang dan muncul di suatu tempat yang kami inginkan tentunya dengan sebuah mantra. Setiap peri memiliki pekerjaan, dimana mereka bekerja akan diketahui saat upacara meduri, yaitu upacara memasuki usia dewasa bagi remaja peri dan itu berarti kami akan mendapatkan sepasang sayap peri dewasa dan bubuk ajaib.
            Upacara ini di lakukan di bawah pohon jiwa yang berada di dalam danau orange, yang hanya dapat dimasuki saat upacara itu di adakan. Pohon ini menurut cerita adalah jelmaan para leluhur elf dan peri yang sangat kuat, dan selalu dijaga oleh seorang elf yang akan muncul saat akan diadakan upacara.

elf penjaga          
        Jika  sang elf penjaga muncul, semua peri  berbondong-bodong menuju bibir danau. Dan para  peri remaja akan ditarik oleh peri air untuk dituntun menuju pusaran danau yang merupakan tempat pohon  jiwa berada. pusaran itu perlahan-lahan akan menarik kami kedalam dan mengikuti arus pusarannya sehingga akhirnya sampai ke tempat pohon jiwa. Pohon itu adalah satu-satunya pohon dan tumbuhan yang berdiri diatas tanah berpasir. Warna air danau yang orange membuat pasir putih yang mengelilingi pohon jiwa  menjadi seperti  gurun pasir  yang tandus, dan pusaran air yang mengelilingi bagian atas ruang jiwa-begitu para tetua peri menyebut tempat ini- .berputar semakin cepat sehingga terlihat seperti langit.
         Saat pertama kali melihat pohon jiwa, aku dan saudara-saudaraku tidak merasakan adanya perbedaan dengan pohon lain dari dunia atas. Kami kemudian berdiri mengelilingi pohon itu, saling memandang, cemas menanti apa yang akan terjadi.
            Sang elf penjaga berada di bawah pohon jiwa, berdiri di atas akarnya yang besar, sedangkan akar-akar yang kecil perlahan bergerak kearah kami. Kemudian, tiba-tiba saja kami telah berada didalam segi tiga yang diciptakan akar kecil itu, ujung-ujung akar kecil kemudian saling bertautan dan membentuk lingkaran yang mengurung kami di dalamnya .
              Saat kami berada di dalam lingkaran akar, pemandangan di sekeliling pohon berubah menjadi pemandangan perkampungan para peri. Mereka terlihat sibuk menyusun buku-buku, sedangkan yang lain membungkus buku-buku dengan kelopak-kelopak bunga yang telah dirajut, sehingga membuat buku-buku itu menjadi begitu indah.
           Saat aku terhanyut dengan pemandangan yang ada di hadapanku, sesosok bayangan menghampiriku, aku mengerjapkan mataku dan kemudian yang terlihat adalah sesosok elf yang sangat menawan namun tegas. Ia tersenyum dan mengulurkan tangannya padaku, menarikku menuju perkampungan peri itu. Tangannya selembut sutra dan  seringan kapas, ia berjalan seakan melayang. Membuatku terpesona.
sang elf
         Sang elf membimbingku kesebuah ruangan yang didalamnya terdapat kolam yang sangat jernih. Ruangan itu sangat rimbun karena dikelilingi pohon dan bunga-bunga khas negeri peri, disetiap penjuru ruangan ini tergeletak buku-buku dengan berbagai bentuk dan jenis, ada juga yang tergantung di pohon seperti buah. Aku memandang kearah sang elf, penasaran mengapa ia ingin aku melihat tempat ini.
       “Source of the gift” begitu ia menyebut tempat ini, sang elf memberitahuku bahwa semua buku yang akan dihadiahkan berasal dari tempat ini, tempat ini merupakan makam leluhur peri-peri sumber ilmu dan peri buku. Sang elf berkata bahwa para leluhur peri dahulunya memantrai tempat ini agar dapat menghasilkan buku yang tercipta dari ingatan pengetahuan dan pengalaman mereka selama mereka ada di dunia peri, setiap buku yang muncul seakan lahir untuk seseorang, tak perduli ia miskin, kaya, tua, muda, baik, atau jahat. Karena itu setiap buku yang dikemas, dari pemukiman peri buku, akan sampai kepada orang yang berhak menerimanya.
        Sebenarnya tidak ada kriteria bagi kalian yang berminat untuk  memiliki buku-buku dari source of gift, karena mantera dalam bukulah yang menentukan siapa pemiliknya. Sang elf mengatakan bahwa setiap orang berhak mendapat buku-buku dari source of girt, tetapi yang membedakannya adalah isi buku yang diberikan.  Karena setiap orang tanpa sadar memerlukan sebuah buku yang dapat menjadi petunjuk  siapa dirinya, dan mengingat asal usul dan tujuan hidup mereka sehingga mereka tetap berada dalam garis takdir mereka.
         Para peri buku, terbagi menjadi 3 kelompok yaitu, peri buku emas, perak dan perunggu. Peri buku emas, bertugas memetik buku dari pohon dan mengumpulkan semua buku-buku di ruangan “source of gift”, yang kemudian di berikan pada peri buku perak, untuk di bungkus sesuai dengan karakter buku tersebut. Setelah selesai dibungkus, peri buku perak akan menyusun buku-buku dalam sebuah keranjang besar, yang nantinya akan diangkut  seekor naga dengan peri buku perunggu sebagai penunggangnya.

desa peri
        Aku terkesima melihat peri buku perunggu itu menunggangi naga yang kemudian melesat ke langit, kaki sang naga mencengkram sebuah keranjang yang berisi buku-buku. Saat tiba di dunia manusia, sang peri buku perunggu  akan membacakan mantra, sehingga buku-buku dalam keranjang akan terbang dengan sayap kecil menuju tempat sang penerima. Setiap buku memiliki roh, karena itu bagi kalian sang pencari buntelan dan pencuri buku, tak akan bisa menyentuh ini, karena buku-buku ini hanya bisa disentuh sang penerima dan para peri buku, bahkan sang elf pun mengaku tidak dapat menyentuh buku-buku tersebut, kecuali buku tersebut di takdirkan untuknya.
     Sang elf memberitahuku bahwa, setiap peri di pemukiman peri buku telah terikat mantra perjanjian untuk  setia kepada Pohon jiwa, karena itu jika mereka tergoda untuk membaca, memiliki atau mencuri buku-buku dari “source of gift, mereka akan terkurung ke dalam pohon jiwa selamanya yang bagi kami para peri adalah sebuah hukuman mati.
pohon jiwa
      Setelah selesai berkeliling, sang elf mengantarku kembali kedalam salah satu segitiga dalam lingkaran akar pohon jiwa. Sang elf kemudian memberikanku sebuah miniatur naga dari crystal, ia meletakkannya di atas telapak tanganku, aku terpaku melihat keindahan miniatur naga itu. Kemudian perlahan, miniature naga itu bergerak, kepalanya menengadah kearahku sambil menyunggingkan senyumnya, lalu melompat masuk kedalam kulit telapak tanganku, sesaat tanganku terasa kebas, miniatur naga yang kini telah hidup menjelajahi tanganku melewati pembuluh darahku, aku dapat melihat ukurannya yang terus bertambah besar. Dan kemudian saat sang naga berada di punggungku, rasa kebas itu perlahan hilang. Aku menoleh kearah sang elf yang sedang tersenyum ke padaku kemudian dengan langkah ringan dan anggun ia berbalik kearah perkampungan. Aku berusaha meraihnya, namun lingkaran akar pohon jiwa menahanku untuk tetap berada di dalam lingkaran. Dan pemandangan di depanku kembali menjadi pemandangan padang pasir.
 
lingkaran akar pohon jiwa
      Aku mengitari pandanganku ke dalam lingkaran akar pohon, saudara peri yang ada disebelah kananku melihatku dengan tatapan heran, aku lalu memperhatikan penampilanku yang sekarang berpakaian seperti para peri buku yang aku temui tadi. Sedangkan saudara peri di sebelah kananku berpenampilan begitu anggun dengan pakaian peri hutannya.
Awalnya aku ingin bertanya pada saudara peri di sebelah kananku, apakah ia melihat hal yang sama seperti yang aku lihat. Namun seakan sebuah mantra melingkupi diriku, membuat lidahku kaku dan tidak dapat mengucapkan kata-kata, apalagi menceritakan pengalaman yang baru saja aku alami, dan aku merasa saudara periku juga mengalaminya. Karena itu kami hanya tersenyum dan saling mengucapkan selamat.
        Sang elf penjaga, mengucapkan selamat pada kami, kemudian memberikan kami hadiah sebuah kantung yang kami tebak adalah serbuk ajaib dan sebuak kotak kecil. Sang elf penjaga menunjuk kearah pusaran air yang perlahan melambat, kemudian menarik kami kedalam pusarannya satu persatu.
        Di luar pusaran para peri air menunggu kami. Mereka menyambut kami dengan senyuman hangatnya, dan membimbing kami menuju permukaan. Saat kami tiba di permukaan, kotak kecil pemberian sang elf penjaga lenyap, dan bersamaan dengan itu, secara tiba-tiba sayap peri kami berubah menjadi lebih terang seperti sayap peri dewasa.
naga kristal      
       Saat kugerakkan sayap baruku, punggungku terasa kebas, kemudian rasa panas mejalar dari punggug ke seluruh tubuhku. Rasa panas itu terus menyengat sampai akhirnya aku merasakan sesuatu keluar dari punggungku. aku menjatuhkan tubuhku di atas pasir yang basah, rasa letih menyelubungiku. suasana di pinggir danau yang tadinya riuh tiba-tiba hening. aku mengangkat wajahku dan melihat semua orang terdiam menatap kearahku dan sesuatu di belakangku. rasa penasaran menyerangku, sambil menarik nafas aku palingkan wajahku kebelakang, lalu beberapa saat kemudian aku tanpa sadar ikut terdiam.Terpaku memandang sang naga yang memiliki sisik-sisik kristal. dan naga ini adalah nagaku. naga sang peri buku perunggu. peri buku yang akan mengirimkanmu sebuah BUKU.
                                                                           

Dibuat dalam rangka ikutan kuis yang disponsori oleh Mizan, Qanita, Atria dan Matahati
http://www.facebook.com/notes/truly-rudiono/kuiskuiskuis-beruntung-bisa-dapat-6-buku/10150558589832279?cmntid=10150560197327279

Sumber gambar
feedpos.blogspot.com
www.wallchan.com
digital-art-gallery.com
pathfinder.wikia.com
wallpaperstock.net